Penyakit Kresek/Hawar Daun (Bacterial Leaf Blight)

Selasa, 3 Juni 10:02 Seputar OPD
Penyakit Kresek/Hawar Daun (Bacterial Leaf Blight)
Penyakit Kresek/Hawar daun (Indonesia) / Lodoh (Jawa) atau BLB (Bacterial Leaf Blight) atau HDB disebabkan oleh Bakteri Xanthomonas campestris pv. Oryzae.
Kehilangan hasil mencapai 20.6 - 35.8 % pada musim hujan, sedangkan pada musim kemarau mencapai 17.5 - 28 % (Suparyono dan Sudir, 1992).

Akibat serangan OPT ini menyebabkan:
  • pertumbuhan tanaman terhambat
  • butir-butir padi kurang bernas
  • kualitas biji rendah
  • persentase beras pecah tinggi
Pengendalian yang paling efektif dan ekonomis yaitu dengan menanam varietas tahan
5.1 Gejala Serangan
Gejala dibedakan atas:
(1) Kresek /Layu Daun
  • Terjadi pada tanaman muda (umumnya muncul pada 1 - 6 minggu setelah tanam)
  • Gejala awal terdapat pada tepi daun atau bagian daun yang luka berupa garis bercak kebasahan. Bercak selanjutnya meluas berwarna hijau keabuan, seluruh daun menjadi keriput dan akhirnya layu seperti tersiram air panas.
  • Gejala kresek merupakan gejala yang paling merusak dari penyakit hawar daun bakteri.
(2) Hawar
  • Terjadi pada tanaman dewasa
  • Gejala awal berupa bercak kebasahan pada satu atau kedua sisi daun beberapa cm dari ujung daun. Bercak meluas berwarna hijau keabuan, kebasahan, daun menggulung, mengering dengan warna abu-abu keputihan.
  • Luka nampak pertama kali seperti garis-garis yang mengandung air pada batas daun
5.2 Ekobiologi Penyakit Hawar Daun Bakteri
  • Bakteri Xanthomonas oryzae (Xoo) mempunyai beberapa patotipe atau ras patogen.
  • Setiap patotipe mempunyai virulensi spesifik terhadap padi (berdasarkan interaksi inang dan parasit)
  • Patotipe dikelompokkan berdasarkan reaksi varietas differensial dengan Xoo yang rentan (kompatibel) dan tahan (tidak kompatibel).
  • Saat ini di Indonesia telah terdeteksi 12 strain HDB dengan tingkat virulensi yang berbeda. Strain III, IV dan VIII merupakan kelompok yang dominan.
  • Pengendalian yang paling efektif dan ekonomis yaitu dengan menanam varietas tahan
  • Dengan diketahui patotipe Xoo di suatu lokasi, maka informasi ini nantinya akan berguna untuk rekomendasi pengendalian dengan menggunakan varietas tahan yang tidak kompatibel dengan patotipe di lokasi tersebut.
5.3 Pengendalian Penyakit Hawar Daun Bakteri

a. Pratanam
  • Sanitasi tanaman inang
  • Pemilihan varietas tahan sesuai sebaran ras
b. Pesemaian
  • Penggunaan benih sehat
  • Sanitasi inang pada saluran irigasi
  • Hindari penggenangan terlalu dalam
c. Tanaman Muda (Tanam - Anakan maksimum)
  • Pemupukan berimbang sesuai anjuran setempat
  • Sanitasi rerumputan sumber patogen
  • Pengeringan lahan secara berkala, yaitu 1 hari diairi dan 3-4 hari dikeringkan, terutama pada daerah endemik serangan penyakit
d. Pengendalian HDB dengan Bakteri Antagonis CorynebacteriumSp. (BPOPT Jatisari, Karawang)
Aplikasi efektif 3 kali, yaitu saat:
  • Perlakuan benih
  • 28 hst
  • 42 hst
Dengan aplikasi sebanyak 3 kali, dosis 5 cc per liter, kepadatan populasi bakteri 106 cfu/cc dicapai tingkat penghambatan sebesar mencapai 90.6 %. Pemanfaatan agens ini dapat menghambat kemunculan awal penyakit HDB dan selanjutnya menghambat perkembangan infeksinya.